Senin, 24 November 2014

HASIL PEMBUATAN WEBBLOG KELAS



Alhamdulillah, pembuatan Webblog Kelas Akselerasi B & kelas IX MTsN Denanyar sudah jadi, tinggal desain / Lay out dan perawatan serta pengisian tulisan masing-masing siswa (1 siswa 1 Posting) untuk berikutnya. Semoga ini menjadikan manfaat dari hasil karya mereka.

No.KELASNAMA BLOGTGL DI BUAT
1Aksel Baxel2denanyar.blogspot.com'17 -11 - 2014
2IX Asembilana15.blogspot.com24 -11 - 2014
3IX Bninebhe15.blogspot.com24 -11 - 2014
4IX Csongche15.blogspot.com22 -11 - 2014
5IX D sembilandhe15.blogspot.com22 -11 - 2014
6IX Esembilane15.blogspot.com22 -11 - 2014
7IX FTidak hadir di Lab22 -11 - 2014
8IX Gsembilanghe15.blogspot.com24 -11 - 2014
9IX Lsembilanel15.blogspot.com23 -11 - 2014
10IX Msongoeam15.blogspot.com23 -11 - 2014
11IX Nsongoen15.blogspot.com25 -11 - 2014

Kamis, 22 Mei 2014

EKSPRESI KEBANGKITAN NASIONAL


Kepala MTsN Denanyar Jombang

Ustadz MTsn Denanyar Jombang
Ustadzah MTsn Denanyar Jombang
Ustadzah MTsn Denanyar Jombang

Ustadz MTsn Denanyar Jombang
Pemberian Penghargaan Siswi Berprestasi oleh Dra. Hj. Farida Priyatna, MM
Pemberian Penghargaan Siswi Berprestasi oleh Dra. Hj. Farida Priyatna, MM
Pemberian Penghargaan Siswi Berprestasi oleh Dra. Hj. Farida Priyatna, MM
Pemberian Penghargaan Siswi Berprestasi oleh Dra. Hj. Farida Priyatna, MM
Pemberian Penghargaan Siswa Berprestasi oleh Dra. Hj. Farida Priyatna, MM
Pemberian Penghargaan Siswi Berprestasi oleh Dra. Hj. Farida Priyatna, MM
Pemberian Penghargaan Siswa Berprestasi oleh Dra. Hj. Farida Priyatna, MM
Pemberian Penghargaan Siswa Berprestasi oleh Dra. Hj. Farida Priyatna, MM
Pemberian Penghargaan Siswi Berprestasi oleh Dra. Hj. Farida Priyatna, MM
Pemberian Penghargaan Siswi Berprestasi oleh Dra. Hj. Farida Priyatna, MM
Pemberian Penghargaan Siswa Berprestasi oleh Dra. Hj. Farida Priyatna, MM
Pemberian Penghargaan Siswa Berprestasi oleh Dra. Hj. Farida Priyatna, MM
Pemberian Penghargaan Siswa Berprestasi oleh Dra. Hj. Farida Priyatna, MM
Pemberian Penghargaan Pendamping Siswa-siswi Berprestasi oleh Dra. Hj. Farida Priyatna, MM
Pimpinan MTsN Denanyar & Siswa-siswi Berprestasi
Pimpinan MTsN Denanyar & Siswa-siswi Berprestasi

Sabtu, 05 April 2014

SEMARAK ADIWIYATA MTSN DENANYAR JOMBANG




Program Adiwiyata adalah : salah satu program Kementrian Lingkungan Hidup dalam rangka mendorong terciptanya pengetahuan dan kesadaran warga madrasah dalam upaya pelestarian lingkungan hidup. Dalam program ini diharapakan setiap warga madrasah ikut terlibat dalam kegiatan madrasah menuju lingkungan yang sehat serta menghindari dampak lingkungan yang negatif.
Kata ADIWIYATA berasal dari 2 (dua) Kata “ADI” dan “WIYATA”. Adi memiliki makna: besar, agung, baik, ideal dan sempurna. Wiyata memiliki makna: tempat dimana seorang mendapat ilmu pengetahuan, norma dan etika dalam berkehidupan sosial. Jika secara keseluruhan ADIWIYATA mempunyai pengertian atau makna: tempat yang baik dan ideal dimana dapat diperoleh secara ilmu pengetahuan dan berbagai norma serta etika yang dapat menjadi dasar manusia menuju terciptanya kesejahteraan hidup kita menuju keadaan cita-cita pembangunan berkelanjutan.
Tujuan Program Adiwiyata adalah : menciptakan kondisi yang baik bagi madrasah untuk menjadi tempat pembelajaran dan penyadaran warga madrasah, sehingga dikemudian hari warga madrasah tersebut dapat turut bertanggungjawab dalam upaya penyelamatan lingkungan bagi Madrasah Tsanawiyah dan Madrasah lainnya di Indonesia Program Adiwiyata harus berdasarkan norma-norma Kebersamaan, Keterbukaan, Kejujuran, Keadilan, dan Kelestarian Fungsi Lingkungan Hidup dan Sumber Daya Alam.
Prinsi Program Adiwiyata:
Partisipataif: Komunitas madrasah terlibat dalam Manajemen madrasah yang meliputi keseluruhan proses perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi sesuai tanggung Jawab.
Berkelanjutan: Seluruh kegiatan harus dilakukan secara terencana dan terus menerus secara komprehensif.
Keuntungan yang di peroleh madrasah mengikuti program Adiwiyata:
Meningkatkan efisiensi dalam pelaksanaan kegiatan operasional madrasah dan penggunaan berbagai sumber daya .
Meningkatkan penghematan sumber daya dan energi.
Meningkatkan kondisi belajar mengajar yang lebih nyaman dan kondusif bagi semua warga madrasah.
Menciptakan kondisi kebersamaan bagi semua warga madrasah dan Meningkatkan upaya menghindari berbagai resiko dampak lingkungan negatif dimasa yang akan datang.
Menjadi tepat pembelajaran bagi generasi muda tentang nilai-nilai pemeliharaan dan pengelolaan lingkungan hidup yang baik dan benar serta Mendapatkan program Adiwiyata.
Berdasarkan kedua prinsip tersebut, maka ditetapkan empat komponen standar yang menjadi satu kesatuan dalam mencapai madrasah Adiwiyata.

  1. Kebijakan berwawasan lingkungan dengan standar kurikulum tingkat satuan pendidikan (KTSP) yang memuat upaya PPLH dan alokasi rencana kegiatan anggaran madrasah (RAKM) yang mendukung upaya PPLH tersebut.
  2. Pelaksanaan kurikulum berbasis lingkungan dengan standar guru yang mempunyai kompetensi dalam mengembangkan kegiatan pembelajaran lingkungan hidup dan siswa yang telah melakukan kegiatan pembelajaran tentang PPLH.
  3. Kegiatan lingkungan berbasis partisipatif dengan standar pelaksanaan kegiatan PPLH yang terencana bagi warga madrasah dan menjalin kemitraan dalam upaya PPLH dengan berbagai pihak (masyarakat, pemerintah, swasta, media, madrasah lain).
  4. Pengelolaan sarana pendukung ramah lingkungan dengan standar ketersediaan sarana prasarana pendukung yang ramah lingkungan dan peningkatan kualitas pengelolaan sarana dan prasarana yang ramah lingkungan di madrasah.

Dengan demikian, Madrasah Adiwiyata bukanlah madrasah instan /dadakan, tetapi memerlukan sebuah proses.
Sukses untuk Madrasahku, Madrasah Tsanawiyah Negeri  Denanyar Jombang.

Jumat, 31 Januari 2014

TUGAS MEMBUAT WEBBLOG KELAS IX & AKSELERASI B


o.KELASNAMA WEBMULAIKETERANGAN
1Aksel Bhttp://akselerasidenanyar.blogspot.com/21-01-2014Sudah Jadi
2Ahttp://sembilan-a14.blogspot.com/21-01-2014Sudah Jadi
3Bhttp://sembilanbe14.blogspot.com/21-01-2014Sudah Jadi
4Chttp://sembilanche14.blogspot.com/18-01-2014Sudah Jadi
5Dhttp://sembilandhe14.blogspot.com/18-01-2014Sudah Jadi
6Ehttp://sembilane14.blogspot.com/27-01-2014Sudah Jadi
7Fhttp://sembilanef14.blogspot.com/27-01-2014Sudah Jadi
8Ghttp://sembilange14.blogspot.com/27-01-2014Sudah Jadi
9Hhttp://sembilanhem14.blogspot.com/18-01-2014Sudah Jadi
10Ihttp://sembilanintents14.blogspot.com/18-01-2014Sudah Jadi
11Jhttp://sembilanjhe14.blogspot.com/27-01-2014Sudah Jadi

Tangisan Rasulullah Mengguncangkan Arsy




Rabu, 16 Januari 2013
Dikisahkan, bahwasanya di waktu Rasulullah SAW. sedang asyik bertawaf di Ka’bah,
beliau mendengar seseorang di hadapannya bertawaf, sambil berzikir: “Ya Karim! Ya
Karim!”
Rasulullah SAW. menirunya membaca “Ya Karim! Ya Karim!” Orang itu Ialu
berhenti di salah satu sudut Ka’bah, dan berzikir lagi: “Ya Karim! Ya Karim!” Rasulullah
s.a.w. yang berada di belakangnya mengikut zikirnya “Ya Karim! Ya Karim!” Merasa seperti
diolok-olokkan, orang itu menoleh ke belakang dan terlihat olehnya seorang laki-laki yang
gagah, lagi tampan yang belum pernah dikenalinya. Orang itu Ialu berkata:
“Wahai orang tampan! Apakah engkau memang sengaja memperolok-olokkanku,
karena aku ini adalah orang Arab badwi? Kalaulah bukan kerana ketampananmu dan
kegagahanmu, pasti engkau akan aku laporkan kepada kekasihku, Muhammad Rasulullah.”
Mendengar kata-kata orang badwi itu, Rasulullah SAW. tersenyum, lalu bertanya:
“Tidakkah engkau mengenali Nabimu, wahai orang Arab?” “Belum,” jawab orang itu. “Jadi
bagaimana kau beriman kepadanya?”
“Saya percaya dengan mantap atas kenabiannya, sekalipun saya belum pernah
melihatnya, dan membenarkan perutusannya, sekalipun saya belum pernah bertemu
dengannya,” kata orang Arab badwi itu pula.
Rasulullah s.a.w. pun berkata kepadanya: “Wahai orang Arab! Ketahuilah aku inilah
Nabimu di dunia dan penolongmu nanti di akhirat!” Melihat Nabi di hadapannya, dia
tercengang, seperti tidak percaya kepada dirinya.
“Tuan ini Nabi Muhammad?!” “Ya” jawab Nabi SAW. Dia segera tunduk untuk
mencium kedua kaki Rasulullah SAW. Melihat hal itu, Rasulullah SAW. menarik tubuh orang
Arab itu, seraya berkata kepadanya:
“Wahal orang Arab! janganlah berbuat serupa itu. Perbuatan seperti itu biasanya
dilakukan oleh hamba sahaya kepada juragannya, Ketahuilah, Allah mengutusku bukan untuk
menjadi seorang yang takabbur yang meminta dihormati, atau diagungkan, tetapi demi
membawa berita.
Ketika itulah, Malaikat Jibril a.s. turun membawa berita dari langit dia berkata: “Ya
Muhammad! Tuhan As-Salam mengucapkan salam kepadamu dan bersabda: “Katakanlah
kepada orang Arab itu, agar dia tidak terpesona dengan belas kasih Allah. Ketahuilah bahawa
Allah akan menghisabnya di hari Mahsyar nanti, akan menimbang semua amalannya, baik
yang kecil maupun yang besar!” Setelah menyampaikan berita itu, Jibril kemudian pergi.
Maka orang Arab itu pula berkata:
“Demi keagungan serta kemuliaan Tuhan, jika Tuhan akan membuat perhitungan atas
amalan hamba, maka hamba pun akan membuat perhitungan dengannya!” kata orang
Arab badwi itu. “Apakah yang akan engkau perhitungkan dengan Tuhan?” Rasulullah
bertanya kepadanya. ‘Jika Tuhan akan memperhitungkan dosa-dosa hamba, maka
hamba akan memperhitungkan betapa kebesaran maghfirahnya,’ jawab orang itu.
‘Jika Dia memperhitungkan kemaksiatan hamba, maka hamba akan
memperhitungkan betapa keluasan pengampunan-Nya. Jika Dia memperhitungkan
kekikiran hamba, maka hamba akan memperhitungkan pula betapa
kedermawanannya!’
Mendengar ucapan orang Arab badwi itu, maka Rasulullah SAW. pun menangis
mengingatkan betapa benarnya kata-kata orang Arab badwi itu, air mata beliau meleleh
membasahi Janggutnya. Lantaran itu Malaikat Jibril turun lagi seraya berkata:
“Ya Muhammad! Tuhan As-Salam menyampaikan salam kepadamu, dan bersabda:
Berhentilah engkau dari menangis! Sesungguhnya karena tangismu, penjaga Arasy lupa dari
bacaan tasbih dan tahmidnya, sehingga la bergoncang. Katakan kepada temanmu itu, bahwa
Allah tidak akan menghisab dirinya, juga tidak akan memperhitungkan kemaksiatannya.
Allah sudah rnengampuni semua kesalahannya dan la akan menjadi temanmu di syurga
nanti!” Betapa sukanya orang Arab badwi itu, mendengar berita tersebut. la Ialu menangis
karena tidak berdaya menahan keharuan dirinya.

Source : Himpunan kisah-kisah teladan
Shared By Kisah Penuh Hikmah
By FB


 PENDIDIKAN INTEGRAL


Pendidikan karakter hanya akan menjadi sekadar wacana jika tidak dipahami secara lebih utuh dan menyeluruh dalam konteks pendidikan nasional kita. Bahkan, Pendidikan karakter yang dipahami secara parsial dan tidak tepat sasaran justru malah bersifat kontraproduktif bagi pembentukan karakter anak didik.
Pendekatan parsial yang tidak didasari pendekatan pedagogi yang kokoh alih-alih menanamkan nilai-nilai keutamaan dalam diri anak, malah menjerumuskan mereka pada perilaku kurang bermoral.
Selama ini, jika kita berbicara tentang pendidikan karakter, yang kita bicarakan sesungguhnya adalah sebuah proses penanaman nilai yang sering kali dipahami secara sempit, hanya terbatas pada ruang kelas, dan sering kali pendekatan ini tidak didasari prinsip pedagogi pendidikan yang kokoh.
Sebagai contoh, untuk menanamkan nilai kejujuran, banyak sekolah beramai- ramai membuat kantin kejujuran. Di sini, anak diajak untuk jujur dalam membeli dan membayar barang yang dibeli tanpa ada yang mengontrolnya. Dengan praksis ini diharapkan anak-anak kita akan menghayati nilai kejujuran dalam hidup mereka. Namun, sayang, gagasan yang tampaknya relevan dalam mengembangkan nilai kejujuran ini mengabaikan prinsip dasar pedagogi pendidikan berupa kedisiplinan sosial yang mampu mengarahkan dan membentuk pribadi anak didik. Alih-alih mendidik anak menjadi jujur, di banyak tempat anak yang baik malah tergoda menjadi pencuri dan kantin kejujuran malah bangkrut. Ini terjadi karena kultur kejujuran yang ingin dibentuk tidak disertai dengan pembangunan perangkat sosial yang dibutuhkan dalam kehidupan bersama. Tiap orang bisa tergoda menjadi pencuri jika ada kesempatan.
Menjaga keutuhan
Pendidikan karakter semestinya terarah pada pengembangan kultur edukatif yang mengarahkan anak didik untuk menjadi pribadi yang integral. Adanya bantuan sosial untuk mengembangkan keutamaan merupakan ciri sebuah lembaga pendidikan. Dalam konteks kantin kejujuran, bantuan sosial ini tidak berfungsi sebab anak malah tergoda menjadi pencuri.
Kegagalan kantin kejujuran adalah sebuah indikasi bahwa para pendidik memiliki kesalahan pemahaman tentang makna kejujuran dalam konteks pendidikan. Mereka tidak mampu melihat persoalan yang lebih mendalam yang menggerogoti sendi pendidikan kita. Kejujuran semestinya tidak dipahami sekadar anak jujur membeli barang di toko. Padahal, di depan mata, nilai-nilai kejujuran dalam konteks pendidikan telah diinjak-injak, seperti mencontek, menjiplak karya orang lain, melakukan sabotase, vandalisme halaman buku yang disimpan di perpustakaan, dan simulasi, yaitu mengaku telah mengumpulkan dan mengerjakan tugas, padahal sebenarnya tidak. Hal-hal inilah yang mesti diseriusi oleh para pendidik jika ingin menanamkan nilai kejujuran dalam konteks pendidikan.
Mencontek telah menjadi budaya dalam lembaga pendidikan kita. Ia bukan hanya berkaitan dengan kelemahan individu per individu, melainkan telah membentuk sebuah kultur sekolah yang tidak menghargai kejujuran. Masifnya perilaku ketidakjujuran itu telah menyerambah dalam diri para pendidik, siswa, dan anggota komunitas sekolah lain. Untuk itu, pendekatan yang lebih utuh dan integrallah yang dibutuhkan untuk melawan budaya tidak jujur ini.
Tiga basis
Pendidikan karakter jika ingin efektif dan utuh mesti menyertakan tiga basis desain dalam pemrogramannya. Tanpa tiga basis itu, program pendidikan karakter di sekolah hanya menjadi wacana semata.
Pertama, desain pendidikan karakter berbasis kelas. Desain ini berbasis pada relasi guru sebagai pendidik dan siswa sebagai pembelajar di dalam kelas. Konteks pendidikan karakter adalah proses relasional komunitas kelas dalam konteks pembelajaran. Relasi guru-pembelajar bukan monolog, melainkan dialog dengan banyak arah sebab komunitas kelas terdiri dari guru dan siswa yang sama-sama berinteraksi dengan materi. Memberikan pemahaman dan pengertian akan keutamaan yang benar terjadi dalam konteks pengajaran ini, termasuk di dalamnya pula adalah ranah noninstruksional, seperti manajemen kelas, konsensus kelas, dan lain-lain, yang membantu terciptanya suasana belajar yang nyaman.
Kedua, desain pendidikan karakter berbasis kultur sekolah. Desain ini mencoba membangun kultur sekolah yang mampu membentuk karakter anak didik dengan bantuan pranata sosial sekolah agar nilai tertentu terbentuk dan terbatinkan dalam diri siswa. Untuk menanamkan nilai kejujuran tidak cukup hanya dengan memberikan pesan-pesan moral kepada anak didik. Pesan moral ini mesti diperkuat dengan penciptaan kultur kejujuran melalui pembuatan tata peraturan sekolah yang tegas dan konsisten terhadap setiap perilaku ketidakjujuran.
Ketiga, desain pendidikan karakter berbasis komunitas. Dalam mendidik, komunitas sekolah tidak berjuang sendirian. Masyarakat di luar lembaga pendidikan, seperti keluarga, masyarakat umum, dan negara, juga memiliki tanggung jawab moral untuk mengintegrasikan pembentukan karakter dalam konteks kehidupan mereka. Ketika lembaga negara lemah dalam penegakan hukum, ketika mereka yang bersalah tidak pernah mendapatkan sanksi yang setimpal, negara telah mendidik masyarakatnya untuk menjadi manusia yang tidak menghargai makna tatanan sosial bersama.
Pendidikan karakter hanya akan bisa efektif jika tiga desain pendidikan karakter ini dilaksanakan secara simultan dan sinergis. Tanpanya, pendidikan kita hanya akan bersifat parsial, inkonsisten, dan tidak efektif.




 BERAHLAQUL KARIMAH DAN BERBUDAYA MELALUI PENDIDIKAN KARAKTER


 
Perkembangan kehidupan yang terjadi saat ini, pelan tapi pasti menjadikan manusia seolah terkotak-kotakkan. Perubahan ini, lambat laun mengantarkan kita pada tingginya rasa individualitas, terkikisnya nilai-nilai moral secara perlahan serta ambisi untuk menonjolkan keegoannya sebagai manusia berani. Semua ini menyebabkan kita lupa bahwa sesungguhnya manusia tak dapat hidup tanpa peran orang lain.
Kondisi ini pulalah yang saat ini menghinggapi anak didik kita. Anak didik sebagai objek
dari pelaksanaan pendidikan, telah mulai menunjukkan kondisi ini. Dengan dalih ingin dikatakan sebagai manusia yang mengikuti perkembangan zaman, etika dan sopan santunpun berani di “tabrak”. Ujung-ujungnya, anak didik mulai bertindak lebih berani. Guru yang tidak disukaipun berani didemo.
Kebiasaan mengemukakan pendapat yang biasanya diajarkan dalam salah satu mata pelajaran pun, dianggap sebagai cara yang jitu untuk mengeritik gurunya. Mengeritik apa saja yang tidak disukai ala mereka, tanpa pernah merasa bersalah atau merasa sikapnya itu tidak benar. Nonsen katanya! Ini zaman reformasi, setiap orang bebas mengemukakan pendapat. Itulah dalih untuk membenarkan sikapnya. Saya jadi teringat pada sebuah syair lagu :
Kita bisa pandai menulis dan membaca karena siapa ?
Kita bisa tahu beraneka bidang ilmu dari siapa ?
Tentu kita semua sepakat dengan satu jawaban : “dari guru”.
Melihat kondisi demikian, tentu kita sangat mendukung sekali adanya upaya untuk mengembangkan pendidikan berkarakter di sekolah-sekolah. Diharapkan dengan pendidikan karakter anak didik yang memiliki etika akan tetap ada, sehingga tercipta kembali generasi yang bermoral dan bertanggung jawab serta mampu menunjukkan jati dirinya sebagai manusia yang berbudaya.
Doni Koesoema (2007) mengungkapkan secara singkat, bahwa pendidikan karakter diartikan sebagai sebuah bantuan sosial agar individu itu dapat bertumbuh dan menghayati  kebebasannya dalam hidup bersama dengan orang lain. Pendidikan karakter, bertujuan membentuk setiap pribadi menjadi insan yang berkeutamaan.
Mengembangkan pendidikan karakter di sekolah, adalah lebih diutamakan pada bagaimana menanamkan nilai-nilai tertentu pada diri anak didik. Nilai-nilai yang dimaksud, adalah yang berguna bagi pengembangan pribadinya sebagai makhluk individual sekaligus sebagai makhluk sosial dalam lingkungan sekolah.
Pendidikan karakter di sekolah secara sederhana bisa didefinisikan sebagai, “pemahaman, perawatan, dan pelaksanaan keutamaan (Practice of virtue). Olehnya itu, pendidikan karakter di sekolah mengacu pada proses penanaman nilai berupa pemahaman-pemahaman, tata cara merawat dan menghidupkan nilai-nilai itu, serta bagaimana seorang siswa memiliki kesempatan untuk dapat melatihkan nilai-nilai tersebut secara nyata dalam kehidupan sehari-hari.
Para insan pendidik seperti guru, orang tua, staf sekolah, dan masyarakat diharapkan perlu menyadari betapa pentingnya pendidikan karakter sebagai sarana pembentuk pedoman prilaku, pengayaan nilai individu dengan cara menjadi figur keteladanan bagi anak didik serta mampu menciptakan lingkungan yang kondusif bagi proses pertumbuhan berupa kenyamanan dan keamanan yang dapat membantu suasana pengembangan diri individu secara keseluruhan dari segi teknis, intelektual, psikologis, moral, sosial, estetis dan religius.
Pendidikan karakter tidak semata-mata bersifat individual, melainkan juga memiliki dimensi sosial struktural. Meskipun pada gilirannya kriteria penentu adalah nilai-nilai kebebasan individual yang bersifat personal. Pendidikan karakter yang berkaitan dengan dimensi sosial struktural, lebih melihat bagaimana menciptakan sebuah sistem sosial yang kondusif bagi pertumbuhan individu. Dalam konteks inilah, kita bisa meletakkan pendidikan moral dalam kerangka pendidikan karakter. Pendidikan moral itu sendiri merupakan pondasi bagi sebuah pendidikan karakter.
Pendidikan karakter, lebih mengutamakan pertumbuhan moral individu. Penanaman nilai-nilai dalam diri siswa dan pembaharuan tata kehidupan bersama yang lebih menghargai kebebasan individu merupakan dua wajah pendidikan karakter dalam lembaga pendidikan. Anak didik sebagai individu jika memiliki moral yang baik tentu akan melahirkan kepribadian yang luar biasa, sikap dan perilaku yang dilakoni dalam kehidupan sehari-hari, merupakan cermin dari kepribadian dirinya. Berikutnya tentulah akan memunculkan anak didik yang bermoral dan berbudaya diatas kebebasannya sebagai individu.
Terlepas dari apa yang diuraikan di atas, semua terpulang pada guru sebagai motivator dan penggerak di lapangan. Mampukah setiap guru menyematkan pendidikan karakter pada anak didik?

INFORMASI

 INFORMASI TABLOID PC


1.  http://tabletpc.terbaru.asia/

2.  http://www.pcworld.com/shopping/browse/category.html?id=10017&src=sem&tk=pcw_01_SHOP-TABLETPCS-ALL-INTL&utm_source=SHOP-TABLETPCS-ALL-INTL&utm_medium=SHOP-TABLETPCS-INTL&utm_content=SHOP-INTL&utm_campaign=Google-CPC

3. http://www.tabloidpcplus.com/tag/tablet-pc/

4. http://karodalnet.blogspot.com/2011/07/daftar-harga-tablet-pc.html

ALBUM MTSN

 WORKSHOP KELAS AKSELERASI
  WORKSHOP KELAS AKSELERASI
  WORKSHOP KELAS AKSELERASI
  WORKSHOP KELAS AKSELERASI
  WORKSHOP KELAS AKSELERASI
  WORKSHOP KELAS AKSELERASI
  WORKSHOP KELAS AKSELERASI
 WORKSHOP KELAS AKSELERASI


 Wisata Bali
 Wisata Bali
 Drum band Taqwanita

Drum band Taqwanita










Qosidah Pembuka Muwada'aah 2012
 Siswi Kelas IX Tahun Pelajaran 2011-2012

Siswa Kelas IX Tahun Pelajaran 2011-2012